Sunday, 16 March 2025

20 tahun “Macet”!

Macet (2005) adalah film dokumenter  Ekky Imanjaya pertama, yang ia sutradarai bersama rekan-rekannya.

Ekky membuat film ini di sela-sela tugasnya sebagai wartawan di D’Maestro. Hal ini membuatnya punya akses ke Nicholas Saputra dan Dian Sastro, yang ia turut wawancarai.

Film ini diproduseri oleh Dyah Indrapati dan Bobby Batara, koleganya kala itu di dunia jurnalisme.

Editornya adalah Darwin Nugraha yang kala itu tinggal di Jogjakarta.  

Saat mengedit itulah, Ekky bertemu dengan Ismail Basbeth, yang saat itu belum terjun ke dunia film. Basbeth pun menyumbangkan satu lagu yang khusus dibuat untuk film ini, bersama bandnya, Reflection of Reality. Judulnya Yogya betul: Tecam.



Lagu lainnya yang masuk adalah 100 km/jam (Brandals), Aku Cinta J.A.K.A.R.T.A (C'mon Lennon), dan lagu tema: Macet (Project Pop).

Film ini dinobatkan sebagai “best Documentary on urban transport trip in Asia”, sebuah ajang kontes video yang dikelola oleh GTZ Sustainable Urban Transport Project (SUTP), Bangkok, 2006.. 

Film ini juga diputar di Public Access Festival 2007 (Seoul) dan Festival Film Dokumenter 2005, atas kurasi Boemboe Forum.

Trims juga kepada Hard Rock FM yang mengizinkan syuting GMHR, saat penyiarnya Lucy Wiryono-Melaney Ricardo

Setelah 20 tahun, agaknya isu macet masih saja relevan di Jakarta.


Setelah itu, Ekky meyutradarai dokumenter pendek SOB (Senjakala Orde Baru, 2006), penugasan dari jurusan Sejarah UNJ; dan The Tielmans (2010) tentang Andy Tielman dan keluarganya dari band indorock The Tielman Brothers. Pada 2020, bersama Nayla Majestya, Ekky membuat video essay What Makes A Film A Pocong Film; serta  Gus Dur Bapak Tionghoa Indonesia, yang merupakan hasil dari proyek inisiatif Peranakan. Semuanya film dikumenter pendek,


Pada 2024, Ekky menjadi co-produser film dokumenter panjang Suzzanna: the Queen of Black Magic (David Gregory, 2024).

Simak film Macet di sini:



Sunday, 9 March 2025

Terima Kos Putri: Rawamangun (Jakarta Timur) (Foto)

Terima Kos Khusus Putri.


Belakang Arion Mall, Rawamangun, Jakarta Timur

Dekat Universitas Negeri Jakarta (UNJ),  Kawasan Industri Pulo Gadung, Kelapa Gading.


Fasilitas

- Satpam komplek 24 jam +CCTV. 

- Daerah tenang, aman, hijau.

- Dekat Terminal Bis Rawamangun, Halte TransJakarta (Busway)  dan LRT.

- Free Wifi

-  Parkiran motor


A. Kamar Mandi Luar:

Fasilitas 

1. Kamar Mandi Luar (untuk 3 orang) 

 2. TV, Kulkas,  (bersama)

3.Bisa cuci baju dan  gosok sendiri.


(A1) Kamar Mandi Luar Non AC: Rp .800K/bln 

 




(A2) Kamar Mandi Luar  AC: Biaya Rp.1.700K/bulan







Jika  ada tambahan peralatan elektronik/listrik lain, maka   ada bantuan biaya listrik Rp.50K per bulan.



B. Kamar Mandi Dalam

B1. Kamar Mandi Dalam non AC: Rp 800K/bln








Hubungi: Pak Eko (0811960830) 


#Indekost #Kost #IndekosJaktim #IndekostJaktim #KostPutriJaktim #IndekostPutriJaktim #IndekostPutri #KostPutri #JakartaTimur #Rawamangun


Saturday, 17 August 2024

Tips pola kerja mahasiswa S2 dan S3

 Tips pola kerja mahasiswa S2 dan S3 (khususnya di UK). Berdasarkan pengalaman pribadi.

Harap diingat, di Inggris, topiknya sangat sempit: satu saja. tapi mesti sangat amat dalam.

(1)  cek brp minimal kata. misalnya minimal 80 rb kata. nah, nulis patokannya 80 ribu itu.terus dibagi: introduction berapa ribu, conclusion berapa, dan mau berapa bab.dibagi rata.

 2) bawa bahan2 yang terkait tesismu dari Indonesia, krn tidak ada jaminan materi2 itu ada online atau di kampus di luar negeri. Atau bisa diakses di luar. Misalnya, buku2 bhs  Indonesia, film (donlot dari yg legal).

Mulai kumpulkan referensi terkait topikmu yg berbahasa Inggris.

(3) polanya: 1 month on (nulis), 1 month off (libur, kerjain yang lain, butuh distraction).  atau disesuaikan aja. yg penting seimbang antara sebagai phd student dan kehidupan sosial lainnya

Saat off, kerjakan hobi yg menjaga kesehatan mentalmu. atau main dgn keluarga/teman dll.


(4) "write like a shark" dan "nulis tesis s3 itu seperti bikin puzzle". jadi, kl aku, nulis draft 1 semua bab (yg disepakati dgn pembimbing). dan jadinya nanti kayak puzzle yg makin lama makin utuh keliatan gambarnya.

 Tulis introduction di paling akhir.

nanti stlh  semua draft 1 semua bab ditulis, akan keliatan bolong2nya.di situ br ditambal2. stlh itu, br nulis introduction.

Setelah itu, baru dilihat lagi dari awal, dijahit, disemir. Jadi draft 2 semua.

Baru tulis conclusion & proofread

Soal Proofreader. Carilah proofreader atau kolega yang sama2 S2/S3, yang native speaker (English) DAN (baca: DAN) memang di bidang yg sama denganmu.

Kl saya, topik kajian film,cari kolega yg jg dari kajian film untuk proofread.

orang Indonesia menulis tesis dlm bahasa Inggris tentu tingkat kesulitannya ganda.

tp ingat: gak paham bhs Inggris ada 2 macam:

- yg gak menguasai tata bahasanya.

- yg gak menguasai topiknya

Byk native speaker yg kesulitan jg kok.

Ingat: risetmu, kamu yg plg memahami! PD aj

5) pilih 5 kata kunci, dan jangan beranjak dari situ. jadi JANGKAR. penting banget. jd, ruang lingkup tesis kita ditulis bdasarkan 5 kata kunci itu & irisan2nya, dan jgn berubah2. Kl berubah, cukup 1 atau maksimal 2 dan jgn bergeser jauh dr awalnya.

Kalau tidak, bakalan kemana2.

(6) ada masanya kita mesti di tahap menoreh "titik". artinya, walau nanti ad paper2/buku baru terkait risetmu, dlm tahap tertentu, cuekin aja. krn g bakalan kelar2 kl dirimu nambah2 referensi baru. referensi2 baru itu nanti aja kalau tesisnya mau dibuat buku or  dijadiin paper.

ingat! 

Tesis yang baik bukanlah yang cum laude. Tapi yang selesai ditulis, berhasil disidang, dan (pada akhirnya) lulus. dan TIMELY GRADUADE.

kiat-kiat di atas adalah saran dari pembimbing saya sewaktu S3 di Film Studies, University of East Anglia, yaitu Prof. Mark Jancovich dan Dr. Rayna Denison.

Saya berterima kasih kepada keduanya.

Terima kasih sudah menyimak.

Semoga bermanfaat.

Tetap semangat!

Monday, 13 May 2024

It Feels like a Dream (4): Perjalanan Umroh kami

 Testimoni pasca Umroh.


Perubahan apa yang terjadi setelah kami Umrah? dan apa kesan-kesan selama di sana?

Sila simak videonya.

Terima kasih.



Wednesday, 11 January 2023

A Winter Pilgrimage Journey

 Labbaik Allahumma Labbaik! 


Around 2015, Medina’s mom, Rossy,  and I decided that we will go for umroh (little hajj, pilgrimage to Mecca and Medina), if both of us graduated from our doctoral studies, to express our gratitude to Allah without whom I feel we would lose our sanity in this academic struggle in a long and winding road.

At that time, we just moved from Norwich to Bristol (UK). Rossy just started her PhD at UWE Bristol and I kept struggling finishing my thesis atu University of East Anglia in Norwich.

Alhamdulillah, I finished my study and attended my graduation day in May 2018 and returned to Jakarta in late August 2018.  Rossy submitted her thesis and returned to Jakarta in mid 2020 (the time lockdown was applied worldwide and PCR test was extremely expensive). Pandemic happened and we waited in obscurity while at the same time saved some money for the trip. 

Two years have passed.  And finally the three of us flew to Medina, and later Mecca, in December 31, 2022,  and we started the first of January 2023 in Medina. “It’s magical!” said Medina, our lovely daughter when the first time seeing Masjid An-Nabawi with its beautiful “umbrella”. “I am now inside myself”, she added, LOL.  Alhamdulillah we could visit the grave of our beloved Prophet Muhammad and entered Raudah and make prayer there.



We were in Medina for 3 days and went to Mecca on January the 3th. We did umroh three times. Medina (11 yo) did not complain at all for walking and walking while doing Thawaf (circling Ka’bah 7 times) and Sa’i (walking from Shafa and Marwa back and forth for 7 times). What a pious kid! 


And not coincidentally, the third pilgrimage coincided with our 23rd wedding anniversary, 6 January.

So, Happy anniversary, my dear Bidadari Cinta.

I don’t believe “till death do us part” thingy, since we do  believe the afterlife. So hopefully, Allah will grant us happiness, peaceful life in this world and in the hereafter. I wish Allah will reunite us, and our beloved ones, in Heaven.

And I hope I will become a better husband, a better


dad, and better human being.

Amien.

Bonus: after doing the farewell Thawaf, we managed to touch the Kiswah and even kissed the House of God. Alhamdulillah.

We will return for the Hajj (please make dua for us, the waiting list is unbelievable). And for praying inside Hijir Ismail, and for kissing the Hajar Aswad.

For other #umrohstories follow this hashtag and stay tuned for my blog ekkyij.blogspot.com 


More pictures: